Pentingnya Mengetahui HPP (Harga Pokok Produksi) & Menentukan Harga Jual Produk


Hallo sahabat medan bisnis....!!!
Apakabar?
Super...sukses... luar biasa ^_^

Bagi teman-teman yang ketinggalan artikel sebelumnya bisa membuka link:
http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/read/2016/03/10/221252/bisnis-adalah-usaha-yang-menguntungkan

Yuk kita lanjut,
Minggu lalu kita telah membahas perihal gambaran produk keripik yang kita beri nama "sanjay ndut".
dah pada kebayang produknya kan?
sekarang mari kita realisasikan.
Biasanya seseorang langsung membuat produk kemudian begitu rasanya layak jual langsung dikemas dan dijual.


Harganya mengikuti harga pasar keuntungannya dihitung setelah terjual semua.
Mari kita lakukan dengan cara yang berbeda.
Teman-teman boleh mempersiapkan pulpen dan kertas.
Mari kita bayangkan bersama-sama, untuk membuat 1 kilo sanjay ndut dibutuhkan bahan apa saja.
Dah kebayang??? TULIS.

Klo ditulis kurang lebih bentuknya seperti ini.
No.
Nama Bahan
Harga
1
Ubi Kayu
Rp 4.000
2
Minyak Goreng
Rp 12.000
3
Bumbu
Rp 3.000
4
Plastik
Rp 1.000

Total


Koq kita harus nulis?
Kita harus menulis agar kita tau:
1. berapa jumlah bahan yang kita butuhkan?
2. Berapa harga pokok produksi kita?
3. Berapa harga jual yang cocok?
4. Berapa keuntungan yang kita dapatkan?

Dari lampiran yang telah dituliskan,
Kita membutuhkan beberapa bahan yang jika dirupiahkan senilai Rp 20.000 (menjawab pertanyaan 1)

Dari bahan yang ada dihasilkan 10 bungkus sanjay ndut dengan masing-masing berisi 100gr dengan modal Rp 2.000/bungkus (menjawab pertanyaan 2)

Sebelumnya kita telah merencanakan akan menjual perbungkusnya Rp 3.000 (Menjawab pertanyaan 3)

Dengan perkiraan keuntungan kotor Rp 1.000/bungkus dari modal. (Terjawab pertanyaan ke 4)

Biasanya akan muncul pertanyaan ni, 
kenapa sich harus menghitung seperti ini kan repot. Kenapa gak langsung jual aja?
Kita harus cerdas dalam berwirausaha salah satunya dengan menghitung secara detail biaya pokok produksi (HPP) agar kita dapat mengetahui harga yang tepat dan margin dari usaha kita.
Banyak lo yang membuat sebuah produk tanpa menghitung HPP, taunya buat produk trus jual dan dana yang tersisa dianggap keuntungan utuh.
Dan harga jual yang diberikan berdasarkan harga jual orang lain.

Banyak kan?
Yuk kita mulai cerdas berwirausaha ^_^
Dalam proses penjualan produk juga kita harus mengetahui cara menetapkan harga jual.
Sahabat, Ada 3 cara yang dapat kita lakukan untuk menetapkan harga jual dari sebuah produk;
1. Harga jual mengikuti harga pasar
(Margin = Harga Pasar - HPP)
2. Harga jual diatas harga pasar
(Margin =
3. Harga jual tidak mengikuti pasar
ditentukan oleh si pemilik produk.

Produk bagus juga belum tentu dapat terjual banyak jika promosi dan penjualannya tidak baik.
produk yang bagus namun dijual dengan harga murah juga tidak menjamin produk itu akan diterima pasar malah bisa dianggap produk murahan.
Produk yang biasa saja namun dikemas dan menggunakan media promosi yang tepat memiliki kemungkinan besar mendapat respon positif dari pasar.

Kita akan membandingkan si sanjay ndut dalam 3 model pengaturan harga.
1. Dijual Rp 3.000 sesuai harga pasar dengan kemasan plastik bening tipis polos
2. Dijual Rp 3.500 diatas harga pasar dengan kemasan plastik bening tipis namun diberi sticker
3. Dijual dengan harga Rp 5.000 jauh di atas harga pasar dikemas dwngan kemasan plastik tebal berlabel menarik dilengkapi dengan kandungan dan manfaat mengkonsumsi sanjay ndut.

Nah....
Pada kebayangkan sahabat dengan melakukan value added (memberi nilai tambah) akan mampu meningkatkan keuntungan dari sebuah produk meskipun telah menambah biaya produksi itu sendiri.

Sampai disini,
Ada yang ingin ditanyakan teman-teman?
Jika ada pertanyaaan teman-teman bisa mengirim email melalui medan bisnis.

Minggu depan kita akan sharing bagaimana cara agar sanjay ndut dapat diterima pasar dengan tehnik promosi marketing yang tepat.

Semoga bermanfaat.

Terbit di Medan Bisnis, 17 Maret 2016