Apakabar?
Semoga dalam
keadaan funtastic & luar
biasa.
Berbicara
perihal kewirausahaan, hal ini lagi trend banget ya.
Banyak yang
tengah belajar memulai berwirausaha baik dari kalangan muda maupun
kalangan yang
lebih muda.
Loh...
kalangan tua nya kemana?
dalam
berwirausaha bagi saya ndak ada kata
tua yang ada "muda" dan "lebih muda"
Tidak ada yang
merasa guru maupun menggurui, lebih kepada memiliki pengalaman
dikarenakan
lebih dahulu terjun ke dunia wirausaha dan memahami tehnik menjalankannya.
Dalam proses
belajar berwirausaha banyak yang berhasil dan tidak sedikit pula yang
mengalami
kegagalan, Kita bisa belajar dari keduanya.
Teringat pada
masa tahun 2006 ketika saya
memulai berwirausaha meskipun pada masa itu
saya ndak mengetahui dan ndak menyadari bahwa
apa yang saya lakukan adalah proses
berwirausaha.
karena bagi
saya, pada masa itu apa yang saya lakukan adalah sebuah upaya dan usaha
untuk bertahan
dengan memenuhi kebutuhan hidup.
Dengan
berjualan buku, tali pinggang, jam tangan, mengambil upahan fotocopy, tukang
antar rantang,
menjadi agen sepeda motor, tukang doorsmear, teknisi handphone dan
pekerjaan
lainnya.
Semua
pekerjaan saya lakukan selama masi dikoridor halalan toyyiban.
Dan saya yakin
banyak juga sahabat disekitar saya yang mengalami hal sama, mungkin juga
anda yang
tengah membaca tulisan ini.
Kita terus
bekerja dengan berjualan baik dalam bentuk produk real maupun jasa dan pada
akhirnya
merasa terjebak dalam aktivitas
tersebut.
Sharing kali
ini, saya akan mengajak sahabat untuk semakin bersemangat terjun ke dunia
wirausaha dan
sama-sama berproses step by step membangun sistem usaha.
Pada mau nggak?
jika pada mau,
saya akan memulai sharing kali ini ^_^
Ada sebuah
perbedaan mendasar dalam berwirausaha yang ndak hanya sekedar perbedaan
makna antara
pedagang dan entrepreneur melainkan sebuah perbedaan dalam proses
membentuk
system usaha itu sendiri.
Menurut brad
sugar, bisnis itu sendiri bermakna:
“Commercial,
profitable enterprise that
works without owners”
Yang artinya bisnis itu
merupakan Usaha yang komersil dan menguntungkan, yang dapat
berjalan tanpa
Anda.
Kalau bahasa plesetannya:
Bisnis adalah
Usaha yang menguntungkan dan dapat berjalan meskipun pemiliknya pergi
liburan
ataupun jalan-jalan.
Sampai disini,
biasanya muncul pertanyaan:
Apa yang harus
dilakukan agar bisnis berjalan, menguntungkan dan saya bisa jalan-jalan?
Benar ya?
Yang harus
dilakukan adalah memulai dari saat ini perlahan membangun SISTEM USAHA.
Mulainya dari
mana?
Para wirausaha
pemula kerap disibukkan dengan beberapa hal yang saya rangkum menjadi 4
bagian yang
akan kita bahas satu persatu:
1. Produk
2. Place
3. People
4. Price
5. Promotion
Kita akan
memulai dari produk terlebih dahulu, kenapa produk?
Karena kalau ndak ada produk maka ndak akan ada sesuatu
yang dapat anda tawarkan dan
itu bisa
menghasilkan uang.
Oleh karenanya
teman-teman harus memulai dengan memiliki produk terlebih dahulu.
Produk disini
dapat berwujud real dan jasa.
Produk Real
itu seperti produk kuliner,
produk kerajinan tangan, produk fashion dll
Produk jasa
ataupun sering dikatakan non real seperti jasa penerjemah, jasa pendidikan, jasa
pembuatan software
dll
Bisa kebayang
ya apa yang dimaksud dengan produk?
Banyak orang
mampu membuat produk namun ndak memiliki
kemampuan maksimal dalam
melakukan
penjualan dan pelaku usaha ini kerap disebut sebagai produsen.
Banyak pula
yang ndak mampu membuat
produk namun jago untuk melakukan penjualan
dan pelaku
usaha ini kerap disebut distributor, makelar ataupun broker.
Dan kita sama-sama
tau yang memiliki profit lebih besar biasanya adalah pelaku usaha yang
memiliki skill
sebagai broker.
di sharing
ini, saya berusaha mengarahkan teman-teman pelaku usaha untuk dapat
meningkatkan
kualitas produk yang juga akan berpengaruh pada peningkatan harga jual dan
profit.
apa saja yang
harus dilakukan?
Kita ambil
perumpamaan usaha yang akan dijadikan sample adalah produk keripik.
Sebut saja keripik
ini bernama alias bermerk “KERIPIK SANJAY NDUT”
Sebelum
bercerita panjang saya akan beri gambaran bentuk keripik ini,
Keripik ini
terbuat dari ubi kayu dengan irisan tipis dan berwarna putih ke kuningan
dengan
taburan bawang
putih.
Keripik ini
dikemas dengan kemasan plastik tipis dengan isi 100
gram dan dijual dengan
harga Rp 3000 (tiga ribu rupiah) setiap bungkusnya.
Sampai disini
teman-teman kebayang ya rupa keripik sanjay ndut ini.
Sekarang kita
masuk dalam diskusi bagaimana meningkatkan keuntungan produk?
Hal pertama,
kita harus menghitung dulu berapa sebenarnya biaya yang kita keluarkan
untuk
memproduksi suatu produk.
Kenapa harus
menghitung?
Karena dengan
menghitung kita akan tau detail harga pokok produksi dari produk yang akan
kita jual.
Tidak sedikit
orang yang menjual produknya namun tidak pernah menghitung berapa modal
yang harus ia
keluarkan untuk membuat produk itu sendiri.
Betul.... atau
betul?
Berhubung
halaman saya terbatas maka artikel ini akan
saya lanjutkan minggu depan.
Salam,
Alween Ong
Terbit di Medan Bisnis, 10 Maret 2016
Terbit di Medan Bisnis, 10 Maret 2016