Menstabilkan dan Meningkatkan Usaha

Hallo sahabat MedanBisnis... Apakabar? Semoga tetap semangat, kesehatan terjaga, bisnis kian pesat dan keluarga pun bahagia. Aamiin ya Robbal Alamin.

Beberapa waktu sebelumnya saya telah sharing perihal Solusi ketika omzet usaha menurun, ketika dalam keadaan menurun seseorang cenderung patah semangat,
namun sebagai wirausaha kita harus mampu membangkitkan semangat diri kembali dalam artian memotivasi diri sendiri terlebih dahulu untuk sesegera mungkin bangkit dan tidak berlarut.

Sharing kali ini, saya akan membahas lebih detail cara untuk menstabilkan dan meningkatkan usaha, pertama kita bisa memulainya dari melakukan recall pelanggan lama dengan memberi benefit lebih dari competitor. Apakah sahabat medan bisnis memiliki data pelanggan yang sebelumnya pernah berbelanja? Jika tidak pernah mencatat data pelanggan, coba lihat kontak di handphone apakah ada pelanggan kita di kontak?

Jika tidak, apakah ada bon yang digunakan? Apakah di bon tersebut terdapat nomor telepon mereka? Jika tidak ada, hal ini merupakan sebuah pembelajaran bahwa kedepannya para sahabat harus mencatat nama, nomor telepon dan produk yang dibeli oleh pelanggan.

Karena inilah step awal yang harus kita lakukan untuk lebih mudah memanggil pelanggan kembali dan menawarkan jasa/produk kita kepada mereka secara berulang. Jika ada, mulailah melakukan kontak dengan bertanya kabar, memberikan penawaran dan jangan lupa panggillah mereka sekaligus dengan nama semisal Bapak anton, ibu susi dan lainnya agar lebih terasa keakrabannya.

Mengapa para sahabat harus me-recall pelanggan? Karena ini merupakan salah satu cara yang lebih efektif dan kita tidak perlu menghabiskan waktu untuk menjelaskan kembali produk kita. Mereka sudah pernah menggunakan jasa kita dan kita tentu lebih percaya diri dalam memberi pelayanan kedua. Jangan lupa, meminta testimoni dari pelanggan sebelumnya dan pelanggan saat ini sebagai bagian dari peningkatan kepercayaan konsumen terhadap produk/jasa yang kita tawarkan.

Ke dua dilanjutkan dengan memeriksa kembali produk terlaris, produk dengan margin tertinggi dilanjutkan melakukan negosiasi dengan supplier, menambah supplier baru dan memilih supplier yang mampu memberi rentang waktu pembayaran terlama.

Apakah sahabat pernah menghitung harga jual dari produk yang sahabat jual? Jika belum, wajib hukumnya untuk menghitung secara detail sehingga dari situ kita dapat memeriksa produk mana yang menghasilkan margin terbesar. Setiap usaha tentu memiliki produk terlaris dan kita juga harus mengecek mengapa produk tersebut lebih laris dan hitung marginnya.

Berfokuslah pada produk yang memiliki margin lebih tinggi dan jual lah produk pemancing meskipun marginnya lebih kecil sebagai umpan agar para customer datang. Terkadang kita kerap meletakkan harapan pada seorang supplier dan enggan menilik supplier lainnya. Hal ini, untuk jangka panjang bukanlah sesuatu yang baik. Untuk meningkatkan margin, kita bisa melakukan negosiasi kepada supplier apakah negosiasi harga hingga proses pembayaran.

Ke tiga lakukan pengecekan dan merapikan jobdesk karyawan. Apa hubungannya ya, kenaikan omzet dengan merapikan jobdesk karyawan? Ternyata efeknya besar sekali, banyak karyawan yang tidak mengetahui tugasnya karena tidak adanya jobdesk dari pemilik usaha.

Sehingga mereka bekerja atas perintah, jika ada yang ditugaskan saja dan tidak memiliki ritme yang teratur dalam bekerja. Hal ini merupakan pemborosan, atur jobdesk dan lakukan pengecekan secara berkala.

Ke empat Lakukan pengecekan pada stok yang over dan lakukan promosi agar barang keluar dari store dan uang dapat berputar, jaga stabilitas stok jangan sampai over stok. Kemudian buat jadwal promosi terapan, rapikan data pelanggan dan terus membangun interaksi dengan customer tertarget.

Salah satu cara yang cukup efektif dalam mengetahui apakah stok kita berlebih yakni dengan menghitungnya dan membuat jangka waktu tertentu semisal dalam sepekan kebutuhan kita akan bahan baku berapa? Kebutuhan kita akan produk A, B, C berapa? 

Lalu lakukan limited stock jangan sampai habis jangan pula sampai berlebih. Jika ada kelebihan stok lakukan penawaran subsidi silang. Misalkan Beli A dan B, stok berlebih merupakan pemborosan dan tentunya membuat minimnya kas yang bertumbuh.

Buat timeline untuk jadwal promosi, ukur intensitas kunjungan pelanggan cek dari berapa prospek yang berkunjung, berapa yang hanya melihat dan berlalu; Melihat, bertanya tapi tidak membeli; Bertanya dan membeli; Membeli dan membeli kembali terakhir membeli dan merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli.

Langkah ke lima. di balik itu semua, hal utama yang harus dilakukan adalah koreksi akan diri, lihat bagaimana pola ibadah kita, perilaku kita terhadap keluarga terutama ibu, istri, suami, jiran maupun lingkungan.

Sering kali kita merasa bahwa dengan usaha yang penuh maka hasilnya sudah pasti penuh ternyata dalam hidup tidak seperti itu. Ada tangan lain yang berperan, usaha tanpa doa serasa kita paling super, doa tanpa usaha laksana bermimpi tapi tak bangun-bangun.

Hendaknya haruslah berimbang antara doa dan usaha agar hidup lebih balance. Ketika kondisi usaha menurun melihat apa yang kita lakukan terhadap diri dan sekitar merupakan bagian dari koreksi diri, perbanyak istiqfar lebih intens beribadah. Setiap kondisi ada hikmahnya mungkin saja dengan menurunnya kondisi usaha menjadikan kita lebih dekat dengan tuhan.

Langkah terakhir lihat pola berbagi kita, apakah ada hak orang yang tertahan di kita semisal hak supplier, hak karyawan, hak customer, sedekah kita dan lain sebagainya. Diantara rezeki yang kita dapatkan ada hak orang lain di dalamnya, salurkanlah dan jangan sampai kering keringat para anggota baru kita bayarkan apalagi sampai tidak dibayarkan. Doa mereka sungguh tidak tertolak.
Baiklah para sahabat, sekian sharing hari ini. Semoga bermanfaat dan usaha para sahabat semakin berkembang. Aamiin ya Robbal Alamin. 

Link:
http://www.medanbisnisdaily.com/m/news/read/2016/09/29/259638/menstabilkan-dan-meningkatkan-usaha/

(Oleh: Alween Ong)