STRONG VALUE, STRONG BUSINESS

Hasil gambar untuk value business

Sebelum memutuskan untuk menjadi CEO penuh waktu, Saya telah menjalani profesi sebagai Business Consultant di beberapa perusahaan. Salah satu kekuatan yang Saya miliki adalah pendalaman mengenai strategi bisnis.
Dalam dua tahun pengalaman tersebut, ada kesimpulan mendasar yang Saya temui, bahwa semua strategi akan sangat sulit berdampak apabila permasalahan utamanya terletak pada value produk. Ketika productnya memang tidak memiliki value, maka sebuah produk akan sangat sulit dijual. Strategi dasar untuk klien yang bermasalah pada value product adalah mengganti atau memperbaiki productnya, namun tidak semua klien siap akan itu.
Berbeda jika permasalahannya berada di titik SDM, kita bisa melakukan edukasi bertahap pada tim yang ada. Ketika permasalahannya ada di titik keuangan, kita dapat perlahan merapikannya. Ketika ada aktivitas marketing yang tidak terarah, kita bisa mulai menatanya. Dan dalam proses perapihan tersebut, sales tetap terjadi, profit tetap tercetak dan nafas perusahaan tetap berjalan.
Namun ketika yang bermasalah ada pada produknya, maka penjualan pasti bermasalah. Dalam tahapan bisnis, organisasi bisnis yang seperti ini belumlah melalui tahapan validasi value. Walaupun dihadirkan ribuan strategi kedalam bisnisnya, tentulah tidak banyak merubah apapun.
*****
Pengalamam tersebut membentuk pemahaman didalam diri Saya, 
bahwa... 
ketika bisnis ingin kuat dan kokoh, maka yang pertama kali kita harus fikirkan adalah bagaimana menghadirkan sebuah produk yang value nya kuat.
Hal itu dikarenakan, sebuah bisnis harus mengalami ketiga hal ini :
1. Transaksinya harus terjadi.
2. Transaksinya harus terus menerus.
3. Transaksinya harus membesar.
Terjadi - terus menerus - membesar.
Mari kita bahas satu persatu,
1. Transaksi harus terjadi.
Apa yang menhebabkan seseorang mau membeli produk Anda? Apa yang membuat seseorang mau menukarkan uangnya dengan layanan Anda? Jawabannya sederhana : karena produk Anda bernilai. Karena market merasa bahwa layanan Anda pantas untuk dibayar sekian rupiah. Maka pasar akhirnya membeli.
Sehingga, tanpa adanya value, tidak mungkin ada transaksi. Maka mari kita berfikir : apa nilai produk Saya, mengapa mereka harus membeli kepada Saya? mengapa mereka tidak memilih yang lain? Apa keunggulan yang ingin Saya hadirkan?
Di titik ini, kita belajar kepada dua airline di Indonesia : Garuda dan Lion Air, bagaimana Garuda mengambil posisi value pada layanan penuh, sementara Lion konsisten dalam mengambil posisi value di titik keterjangkauan harga.

2. Transaksi harus terus menerus.
Salah satu bukti bahwa pembeli Anda puas adalah dengan membeli kembali. Ketika pembelian ulang terjadi, hal itu menandakan bahwa sang pembeli setuju akan harga dan nilai produk yang Anda tawarkan. Mereka menganggap harga dan value berada di titik impas.
Ketika Anda berjualan nasi goreng spesial dengan harga 30 ribu per piring dan pembeli kemudian datang lagi untuk membeli nasi goreng di kedatangan berikutnya, berarti dia setuju bahwa layanan dan rasa nasi goreng Anda pantas dihargai 30 ribu. Namun jika VALUE nasi goreng Anda tidak sampai 30 ribu, orang akan kecewa dan tidak akan hadir kembali.
3. Transaksi harus membesar.
Tafsir bisnis dari transaksi yang membesar adalah meluasnya pasar. Dari yang semula 100 orang yang membeli, kemudian menjadi 1000 orang yang membeli. Pertanyaannya, bagaimana pasar membesar?
Salah satu temuan ilmiah tentang pembelian menunjukkan bahwa seseorang lebih terpengaruh pada referensi teman ketimbang iklan. Pasar lebih mempercayai pendapat teman yang tulus ketimbang kata-kata pada iklan.
Nah, mari kita berfikir mendalam, apa yang sekiranya dapat menyebabkan seorang pembeli kemudian mereferensikan produknya kepada orang lain? Hal itu sangat mungkin terjadi apabila seorang pembeli puas, bahkan merasa mendapatkan sesuatu yang melebihi ekspektasinya. Di titik inilah kemudian orang heboh untuk merekomendasikan sebuah produk. Intinya : produk bagus akan menjadi alat marketing yang paling efektif.
*****
Ketiga poin diatas selalu berkaitan dengan VALUE. Karena memang begitulah adanya : VALUE yang kuat kemudian menyebabkan transaksi terjadi, secara terus menerus dan membesar.
Kesimpulan
Value, nilai produk,  lebih penting dari pada promo ataupun strategi bisnis lainya.
Sudahkah produk boss2 memiliki value yang baik dimata konsumen???
#ilmupraktis